Selasa, 19 November 2013

Tugas 3 Bahasa Indonesia



Januzaz Bisa Sebagus Ronaldo



Performa gemilang yang ditunjukkan youngster Manchester United, Adnan Januzaj menuai ekspektasi tinggi dari publik Old Trafford. Banyak pihak yang menjagokan pemuda 18 tahun itu akan menjadi The Next Big Thing bagi kubu United, menyamai sejumlah winger fenomenal lainnya seperti David Beckham, Ryan Giggs, dan Cristiano Ronaldo.

Salah satu pujian tersebut datang dari bek legendaris United di era 90-an, David May. Pria berusia 44 tahun ini mengungkapkan harapannya bahwa suatu saat Januzaj bisa menyamai kesuksesan Ronaldo.

"Dalam jangka panjang ia bisa jadi sama bagusnya dengan Ronaldo. Saat ini kita belum melihat kemampuan terbaik darinya," puji May seperti dilansir Dailystar.

"Saya telah menyaksikannya beberapa musim terakhir sejak dirinya masih berada di tim cadangan, ia memang luar biasa. Sekarang Januzaj juga telah membuktikan kualitasnya dengan baik di Premier League."

Mulai mencuri perhatian dalam tur pramusim di timur jauh lalu, Januzaj kini mulai sering dipercaya tampil sebagai starter oleh David Moyes. Total musim ini ia telah bermain dalam enam laga di Premier League dengan koleksi dua gol dan satu assist.(tds/mri)



Kalimat tidak efektif:

  1.  Saya telah menyaksikannya beberapa musim terakhir sejak dirinya masih berada di tim cadangan, ia memang luar biasa. 
  2. Mulai mencuri perhatian dalam tur pramusim di timur jauh lalu, Januzaj kini mulai sering dipercaya tampil sebagai starter oleh David Moyes.


Kalimat efektif:
1.     Saya telah menyaksikannya beberapa musim terakhir saat masih berada di tim cadangan dan memang luar biasa.
2.     Mulai mencuri perhatian dalam tur pramusim, Januzaj kini mulai sering dipercaya tampil sebagai starter oleh David Moyes.

Sumber:

Minggu, 06 Oktober 2013

Tugas 2 bahasa indonesia



Pemilu 2014, Dimana Posisi Anak Muda?

“Idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki oleh pemuda” –Tan Malaka – 

Menjelang pemilu 2014, banyak kalangan yang bergeliat. Tentu saja pemilu merupakan kejadian yang amat menarik untuk  disimak serta diulas. Bukan hanya partai politik yang sibuk mempersiapkan diri untuk pemilu, namun banyak kalangan yang tertuju pada pemilu tahun 2014. Mulai dari pengamat politik yang sibuk memberikan analisa dan ramalan politik hingga supir angkot di terminal yang hanya sekedar bergosip politik. Kelompok masyarakat sipil pun seolah tidak mau ketinggalan gerbong, ada kelompok masyarakat yang sibuk menjual dukungan kepada parpol hingga aksi kritis mahasiswa yang menuntut serta mengawal proses pemilu agar bersih dan berkualitas. Pada bulan yang lalu, GEPAK pun menyelenggarakan seminar dengan tema Pemilu dan Korupsi di Universitas Negeri Jakarta.

Partai Bulan Bintang (PBB) adalah partai terakhir peserta pemilu 2014. Artinya dalam pemilu nanti terdapat sebanyak 14 kontestan yang akan bersaing dalam pesta demokrasi. Dengan menganut sistem proporsional terbuka, maka kita akan disuguhi begitu banyak calon anggota legislatif, mulai dari tingkat pusat hingga tingkat kabupaten kota. Bisa kita bayangkan, betapa sulitnya masyarakat menentukan pilihan politiknya. Hiruk pikuk politik pun sudah bisa kita bayangkan. Para calon anggota legislatif pasti siapkan jurus jitu “jualan kecap” agar dikenal oleh masyarakat, setidaknya masyarakat pernah melihat wajahnya dalam sebuah spanduk atau baliho. Salah memilih tentu fatal akibatnya. Tentu kita tidak mau mengulangi kesalahan dengan memilih calon wakil rakyat berwatak dan berperilaku korup.

Tahun 2013 adalah tahun politik, tahun dimana semua kontenstan pemilu berupaya sekuat tenaga untuk menghadirkan kekuasaan kepangkuannya. Semua cara dilakukan, mulai aksi simpatik mengunjungi pesantren, tempat ibadah, pasar tradisonal dsb hingga sibuk dengan aktivitas membongkar dosa-dosa lawan politik masing-masing. Entah kebetulan atau tidak, namun Anas Urbaningrum (Mantan Ketum PD) dan Lutfi Hasan Ishaaq (Mantan Ketum PKS), dijerat Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) ditahun politik 2013. Para kontestan pemilu tentu memerlukan dukungan logistic, baik untuk parpol maupun untuk kebutuhan pribadi calon anggota legislatif. Dalam era demokrasi liberal, ongkos politik menjadi sangat mahal. Oleh karena itu, tidak heran pengusaha menjadi incaran banyak partai politik. Pengusaha diharapkan bisa membantu pendanaan pemilu yang terlanjur mahal.

Sebagai wujud manifestasi demokrasi, pemilu diharapkan menjadi “pintu baru” bagi masa depan bangsa. Hakekatnya pemilu adalah sarana memberi legitimasi public kepada calon wakilnya. Salah memilih tentu akan berdampak pada kondisi bangsa kedepan. Sudah saatnya kita menciptakan pemilu berkualitas. Bukan hanya menjadi rutinitas 5 tahunan, namun yang lebih substantif, pemilu diharapkan melahirkan pemimpin yang mampu membawa perubahan. Terlalu mahal ongkos yang dibebankan kepada rakyat, jika pemilu hanya menjadi bidan bagi kelahiran para pejabat busuk. Pertanyaan sederhana, dimana posisi anak muda pada saat pemilu? Hari ini kita telah masuk kedalam era kebebasan. Partisipasi politik tentu saja sangat diharapkan keberadaannya.  Anak muda tidak boleh lagi hanya menjadi objek politik, namun harus bergerak menjadi subjek politik yang ikut menentukan arah serta memberi warna dalam pemilu.

POSISI ANAK MUDA DI PEMILU 2014
Dalam setiap tulisan yang pernah saya baca mengenai pemuda, selalu disebutkan bahwa anak muda khususnya mahasiswa adalah agent of change atau agen perubahan. Anak muda bisa menentukan bahkan membuat sejarahnya sendiri. Di Indonesia pun, semua sudah tahu bagaimana anak muda memainkan peranannya dalam setiap episode perubahan. Mengapa harus pemuda ? karena pemuda memiliki karakteristik yang khas. Mereka kuat, tangguh, militan, tak kenal kompromi dan memiliki satu kemewahan yang disebut oleh Tan Malaka sebagai Idealisme.

Apalagi kalau kita melihat fakta bahwa jumlah populasi anak muda di Indonesia tidak sedikit. Empat puluh persen populasi penduduk Indonesia adalah anak muda di usia 15-30 tahun. Usia produktif. Kita semestinya tidak hanya melihat generasi muda sebagai angka/ statistik. Presensi mereka harus kita lihat dan ukur sebagai potensi. Potensi perubahan sosial di masyarakat.

Menilik hal tersebut, tentunya anak muda memiliki potensi besar untuk mengubah dan mendobrak tata nilai usang. Pemuda sejatinya bergerak menuju kerja kontruktif. Oleh karenanya, cukup mengherankan bila anak muda hari ini tidak peduli terhadap lingkungan sosialnya. Mereka apatis seolah membenarkan tindakan busuk para pejabat. Namun saya percaya, jumlah pemuda yang masih peduli dengan kondisi bangsa tidak sedikit. Setidaknya bila melihat timeline di media sosial Twitter, kita akan menjumpai banyak komentar anak muda yang masih kritis melihat fenomena carut marutnya kondisi bangsa saat ini. setidaknya itu bisa menjadi potensi energy perubahan bangsa.

Dalam konteks pemilu 2014, sudah menjadi kewajiban bagi anak muda khususnya mahasiswa untuk berperan dan mengambil posisi strategis. Anak muda tidak boleh lagi hanya menjadi objek politik yang hanya digunakan suaranya. Anak muda harus bertransformasi menjadi agen yang mengajak masyarakat agar tidak salah memilih wakilnya. Anak muda tidak perlu bergenit-genit ria masuk dalam pusaran politik praktis. Anak muda harus berdiri pada satu pendirian dan tata nilai yang baik untuk kemajuan demokrasi. Mahasiswa harus berani melawan seniornya yang tidak memiliki integritas, bukan malah membela secara membabi buta.
Terakhir, saya ingin mengajak seluruh anak muda untuk bersama mengawal proses pemilu agar tercipta pemilu yang bersih dan berkualitas. Kita tidak boleh selalu tertipu mulut manis para elit politik. Anak muda harus senantiasa mengawasi serta mengkritisi para calon wakil rakyat yang bermasalah. Membangun sebuah gerakan mengawal pemilu adalah keharusan, bagaimana teknisnya silahkan berdiskusi dan berdialektika, namun muaranya harus bersenyawa menjadi gerakan massif. Now or not at all !

Penulis adalah : Ketua Umum DPP Gerakan Pemuda Anti Korupsi (GEPAK)

Minggu, 29 September 2013

Tugas 1 Bahasa Indonesia



BAHASA INDONESIA

1.Fungsi Bahasa Indonesia
   Fungsi umum bahasa indonesia adalah sebagai alat komunikasi sosial. Bahasa pada dasarnya sudah menyatu dengan kehidupan manusia. Aktivitas manusia sebagai anggota masyarakat sangat bergantung pada penggunaan bahasa masyarakat setempat. Gagasan, ide, pikiran, harapan dan keinginan disampaikan lewat bahasa.
Selain fungsi bahasa diatas, bahasa merupakan tanda yang jelas dari kepribadian manusia. Melalui bahasa yang digunakan manusia, maka dapat memahami karakter, keinginan, motif, latar belakang pendidikan, kehidupan sosial, pergaulan dan adat istiadat manusia.

Menurut Sumiati Budiman (1987 : 1) mengemukakan bahwa fungsi bahasa dapat dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu :
1. Fungsi praktis :
        Bahasa digunakan sebagai komunikasi dan interakis antar anggota masyarakat dalam       pergaulan hidup sehari-hari.
2. Fungsi kultural
        Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyimpan, menyebarkan dan mengembangkan  kebudayaan.
3. Fungsi artistik
       Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan rasa estetis (keindahan) manusia melalui seni sastra.
4. Fungsi edukatif
       Bahasa digunakan sebagai alat menyampaikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Fungsi politis
      Bahasa digunakan sebagai alat untuk mempusatkan bangsa dan untuk menyelenggarakan administrasio pemerintahan.

Mencermati keadaan dan perkembangan dewasa ini, semakin terasakan betapa besar fungsi dan peran bahasa dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa kehidupan manusia terasa hampa dan tidak berarti. Melalui peran bahasa, manusia dapat menjadikan dirinya menjadi manusia berbudi pekerti, berilmu dan bermartabat tinggi. 

Berdasarkan semua ini, dapat disimpulkan fungsi bahasa yaitu sbb:
1. Bahasa sebagai alat komunikasi
Melalui Bahasa, manusia dapat berhubungan dan berinteraksi dengan alam sekitarnya, terutama sesama manusia sebagai makhluk sosial. Manusia dapat memikirkan, mengelola dan memberdayakan segala potensi untuk kepentingan kehidupan umat manusia menuju kesejahteraan adil dan makmur. Manusia dalam berkomunikasi tentu harus memperhatikan dan menerapkan berbagai etika sehingga terwujud masyarakat yang madani selamat dunia dan akhirat. Bahasa sebagai alat komunikasi berpotensi untuk dijadikan sebagai sarana untuk mencapai suatu keberhasilan dan kesuksesan hidup manusia, baik sebagai insan akademis maupun sebagai warga masyarakat. Penggunaan bahasa yang tepat menjadikan seseorang dalam memperlancar segala urusan. Melalui bahasa yang baik, maka lawan komunikasi dapat memberikan respon yang positif. Akhirnya, dapat dipahami apa maksud dan tujuannya.
2. Bahasa sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri
Sebagai alat ekspresi diri, bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan keinginan yang dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk menyatakan dan memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai tempat dan situasi.

2. Cara melestarikan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa

    Bahasa Indonesia perlu mendapat perhatian khusus dalam hal pelestariannya. Jika tidak, dikhawatirkan masyarakat Indonesia semakin terbawa arus westernisasi atau budaya kebarat-baratan.

Rasanya siapa pun akan teringat pada momen bersejarah bangsa Indonesia, yaitu Sumpah Pemuda. Semboyan dalam sumpah itu memiliki ruh kebanggaan dan kebangsaan yang sangat tinggi.
Salah butir dalam Sumpah Pemuda 1928 menyatakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Ini bertemali erat dengan pembinaan kepribadian masyarakat dan bangsa Indonesia. Selain itu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi antardaerah, antarsuku bangsa dan masyarakat etnis, dan antarbudaya Indonesia.
Seiring dengan kemajuan komunikasi, dapat diperkirakan hampir tak ada bahasa daerah yang luput dari pengaruh bahasa Indonesia. Namun, sebaliknya pula bahasa Indonesia telah dipengaruhi atau diperkaya oleh bahasa-bahasa daerah selain bahasa asing. Sumbangan bahasa daerah ataupun bahasa asing demikian besar sehingga dalam pertumbuhan dan perkembangannya dari bahasa Melayu, bahasa Indonesia akan memiliki karakter tersendiri.

Pengoptimalan Peran
Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia telah menjalankan fungsi-fungsi yang diembannya. Apa yang harus dilaksanakan adalah peningkatan peran dan fungsi bahasa Indonesia.
Pertama, meningkatkan fungsinya sebagai lambang kebanggaan dan lambang harga diri bangsa Indonesia. Dengan fungsi ini bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya, nilai-nilai harga diri dan martabat bangsa, dan falsafah hidup yang menempatkan bangsa Indonesia dalam kedudukan yang sama dan sederajat dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Kedua, meningkatkan fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang jati diri bangsa yang akan menampakkan ciri khas sekaligus membedakan bangsa Indonesia dari bangsa-bangsa lain di dunia. Fungsi pertama dan kedua ini berkaitan erat dengan peningkatan fungsi yang ketiga dari bahasa Indonesia, yaitu sebagai sarana pemersatu bangsa. Fungsi ini memungkinkan dan memantapkan kehidupan sebagai bangsa yang bersatu, tetapi tidak sampai menghapuskan latar belakang sosial budaya dan bahasa daerah.
Ketiga fungsi ini berkaitan pula dengan fungsi keempat bahasa Indonesia yang juga harus ditingkatkan, yaitu bahasa nasional dalam perannya sebagai sarana perhubungan antardaerah dan antarbudaya.
Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai pendukung kebudayaan nasional perlu pula diupayakan sehingga, dengan demikian, fungsinya tidak sekadar sebagai pendukung kesusastraan nasional, tetapi juga mendorong dan menggalakan pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional. Nilai-nilai moralitas yang dimilikinya akan membina sikap manusia Indonesia yang, sekalipun memiliki kemampuan ilmu pengetahuan, mempunyai pengaruh kuat dalam masyarakat, memiliki kekayaan atau menduduki jabatan yang tinggi, akan tetap berkepribadian yang sopan santun, tidak sombong dan tinggi hati. Cukup banyak ungkapan dalam khazanah bahasa Indonesia yang berisi pesan-pesan moral bagi manusia Indonesia yang berketuhanan serta beradat-berbudaya.

Sikap Bahasa
Dalam dunia kependidikan, bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar kependidikan pada semua jenis dan jenjang kependidikan dapat dibanggakan. Bahasa Indonesia telah membuktikan kemampuannya bukan sekadar sebagai bahasa pengantar kependidikan di tingkat lembaga kependidikan dasar dan menengah, tetapi juga sebagai sarana penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi serta sarana alih pengetahuan dan alih teknologi di tingkat lembaga kependidikan tinggi. Fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana pengembangan dan pemasyarakatan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut perhatian khusus karena kepesatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kedinamisan bahasa Indonesia terutama dalam kaitan dengan pengembangan tata istilah keilmuan.
Sikap bahasa merupakan faktor pendukung optimalisasi peran dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai penguat jati diri bangsa. Sikap positif terhadap bahasa Indonesia harus terus ditingkatkan. Sikap berbahasa mengandung keterpaduan antara sikap menghormati dan memuliakan secara nyata serta sikap taat pada kesepakatan bangsa mengenai peran dan kedudukan bahasa Indonesia. Hal ini sekaligus akan sejalan dan setara dengan peningkatan dan pemantapan sikap kebersamaan dalam membina, memelihara, dan mempertinggi harkat dan martabat bangsa dan negara Indonesia tercinta melalui idealisme bahasa Indonesia.

Sikap bahasa yang perlu dimiliki ini dilakukan dengan berbagai upaya, yakni
(1) meningkatkan rasa kebanggaan memiliki dan menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai keperluan dan kemanfaatannya yang menjangkau seluruh lapisan, kelompok, dan golongan dalam masyarakat bangsa Indonesia,
(2) menghindari penggunaan bahasa asing secara berlebihan atau di luar garis ketentuan dan kebijakan yang telah ditentukan. Penghindaran penggunaan bahasa asing secara berlebihan dapat disebabkan telah ada padanannya dalam bahasa Indonesia ataupun untuk menghindari gangguan terhadap kelancaran komunikasi. Selain itu, penggunaan bahasa asing secara berlebihan atau di luar lingkungan dan keperluannya selain merupakan pelecehan terhadap peran dan kedudukan serta hasil-hasil pengembangan bahasa Indonesia, juga melemahkan pembinaan wawasan kebangsaan,
(3) meningkatkan frekuensi pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia dalam segenap kesempatan dan aktivitas, baik resmi maupun tidak resmi. Dari sudut pandang psikologi pendidikan, suatu keberhasilan bukan sekadar tercapai melalui pendidikan formal dan pelatihan, tetapi lebih-lebih melalui pembiasaan penggunaan secara terus-menerus dalam lingkungan masyarakat dan di tengah-tengah keluarga.

Kesiapan dan peran nyata bahasa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara memerlukan pemantapan rasa kecintaan dan rasa kebanggaan memiliki bahasa Indonesia. Rasa kebanggaan memiliki bahasa Indonesia terikat erat dengan pencerminan dan perwujudan cinta tanah air, cinta budaya Indonesia, serta cinta terhadap keseluruhan nilai dan norma kehidupan bermasyarakat dan berbangsa Indonesia.

Kita sebagai bangsa indonesia, sudah sepatutnya dengan bangga menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, bukan dengan gaya bicara yang ke"barat-barat"an agar dianggap keren atau gaul. Bahasa tersebut sudah jelas-jelas berbeda dengan tata krama dan aturan moral dari budaya kita, Indonesia.
Kita sebagai generasi muda bangsa Indonesia, bertugas untuk melestarikan dan menjaga penggunaan bahasa Indonesia, dengan cara menggunakan nya dalam percakapan sehari-hari, sehingga orang-orang di sekitar kita bisa ikut berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang benar, berawal dari diri kita sendiri terlebih dahulu. Jangan sampai, jika dibiarkan terus seperti ini, ke'eksistensian bahasa indonesia menjadi semakin tergeser dengan keberadaan bahasa-bahasa gaul indonesia / kebarat-baratan tersebut.

3. Peranan Bahasa Indonesia dalam konteks ilmiah
    Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, antara lain, bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal khusus (Bab XV, Pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Dengan demikian ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional, sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928, dan kedua bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam tulisan ilmiah, bahasa sering diartikan sebagai tulisan yang mengungkapkan buah pikiran sebagai hasil dari pengamatan, tinjauan, penelitian yang seksama dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu, menurut metode tertentu, dengan sistematika penulisan tertentu, serta isi, fakta, dan kebenarannya dapat dibuktikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Bentuk-bentuk karangan ilmiah identik dengan jenis karangan ilmiah, yaitu makalah, laporan praktik kerja, kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi.
Dalam penulisan ilmiah, bahasa merupakan hal yang terpenting. Untuk itu kita harus sebaik mungkin menggunakannya. Antara lain :
• Dalam hal penggunaan ejaan. Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulismenulis yang distandarisasikan; yang meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
• Dalam hal penulisan kata. Baik kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, kata ganti, kata depan, kata sandang, maupun gabungan kata.
• Dalam penggunaan partikel lah, kah, tah, pun. Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Pergilah sekarang! Sedangkan partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh: Jika engkau pergi, aku pun akan pergi. Kata-kata yang sudah dianggap padu ditulis serangkai, seperti andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun, walaupun, meskipun, sekalipun.
• Dalam hal pemakaian Ragam Bahasa. Berdasarkan pemakaiannya, bahasa memiliki bermacam-macam ragam sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungannya. Ragam bahasa pada pokoknya terdiri atas ragam lisan dan ragam tulis. Ragam lisan terdiri atas ragam lisan baku dan ragam lisan takbaku; ragam tulis terdiri atas ragam tulis baku dan ragam tulis takbaku.
• Dalam penulisan Singkatan dan Akronim.Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan jabatan atau pangkat diikuti tanda titik. Contoh: Muh. Yamin, S.H. (Sarjana Hukum ). Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Contoh: dll. hlm. sda. Yth. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik. Contoh: DPR GBHN KTP PT. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh: ABRI LAN IKIP SIM. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Akabri Bappenas Iwapi Kowani.
• Dalam penulisan Angka dan Lambang Bilangan. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. Contoh: Abad XX dikenal sebagai abad teknologi.
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang dipakai berturut-turut. Contoh: Ada sekitar lima puluh calon mahasiswa yang tidak diterima diperguruan tinggi itu.
• Dalam pemakaian tanda baca. Pemakaian tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik dua (:), tanda titik koma (,), tanda hubung, (-) tanda pisah (_), tanda petik (“), tanda garis miring, (/) dan tanda penyingkat atau aprostop (‘).
• Dalam pemakaian imbuhan, awalan, dan akhiran.
Dalam penulisan ilmiah, selain harus memperhatikan faktor kebahasaan, kita pun harus mempertimbangkan berbagai faktor di luar kebahasaan. Faktor tersebut sangat berpengaruh pada penggunaan kata karena kata merupakan tempat menampung ide. Dalam kaitan ini, kita harus memperhatikan ketepatan kata yang mengandung gagasan atau ide yang kita sampaikan, kemudian kesesuaian kata dengan situasi bicara dan kondisi pendengar atau pembaca
SUMBER :




Kamis, 04 Juli 2013

TUGAS MINGGU KE 4 TEORI ORGANISASI UMUM 2

UANG

A. PENGERTIAN UANG Uang memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari karena dengan uang kita dapat memenuhi kebutuhan hidup kita. Sehingga tidak heran bila ada statement bahwa uang merupakan darah dari perekonomian. Walaupun orang bijak mengatakan bahwa uang bukanlah segala-galanya, namun hidup tanpa uang adalah sebuah derita.

Berikut adalah pengertian dan definisi uang 
1.TRI KUNAWANGSIH & ANTO PRACOYO
Uang merupakan alat tukar yang diterima pleh masyarakat sebagai alat pembayaran yang sah atas kesatuan hitungnya.
2.RIMSKY K. JUDISSENO
Uang adalah suatu media yang diterima dan digunakan oleh para pelaku ekonomi untuk memudahkan dalam bertransaksi.
3. IMA RAHMAWATI  
Uang adalah benda yang disetujui oleh masyarakat umum sebagai alat perantara tukar menukar dalam perdagangan.
4. A.C. PIGOU  
Uang adalah segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat tukar.
5. H. ROBERTSON  
Uang adalah segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran barang dan jasa.
6. # HUKUM  
uang adalah benda yang merupakan alat pembayaran yang sah.

B. SYARAT-SYARAT UANG :
  - Bisa diterima oleh masyarakat. - Tahan lama atau awet, tidak cepat rusak. - Memiliki nilai yang stabil atau tidak mudah berubah dalam jangka waktu yang lama. - Mudah disimpan, dibawa ke mana-mana atau dipindahkan. - Bisa dibagi/dipecah tanpa mengurangi nilai. - Kualitasnya relatif sama di manapun. - Jumlahnya relatif terbatas, dan tidak mudah diduplikasi.
C. MANFAAT UANG :
  -  Sebagai Alat Tukar yang Resmi dan Sah. -  Sebagai Alat Pembayaran. -  Sebagai Ciri atau Identitas Negara
D. JENIS-JENIS UANG :

1. Uang kartal merupakan uang yang dijadikan sebagai alat pembayaran sehari-hari  karena dianggap sah dan telah diterima secara umum. Uang kartal biasanya berupa uang kertas dan uang logam.
2. Uang giral adalah suatu tagihan bank umum  yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi. Uang giral dapat dicairkan di bank di mana uang giral tersebut ditukarkan dengan uang kartal. Masyarakat tidak wajib menerima pembayaran uang giral. Namun, transaksi dalam jumlah sangat besar lebih praktis dengan menggunakan uang giral, misalnya berupa cek. Penggunaan uang giral juga lebih aman karena tidak perlu membawa uang kontan ke mana-mana yang beresiko dirampok oleh penjahat. Contoh lain uang giral adalah giro, telegraphictransfer, dan sebagainya.
3. Uang kuasi merupakan sertifikat berharga yang seringkali digunakan sebagai alat pembayaran dalam pasar finansial. Contoh uang kuasi, yakni obligasi, saham dan surat-surat berharga lainnya. 

SUMBER :  http://carapedia.com/pengertian_definisi_uang_info2079.html
http://ilmusekolahgratis.blogspot.com/2013/05/jenis-nilai-dan-manfaat-uang.html
http://9triliun.com/artikel/2097/ekonomi/pengertian-uang/   

Jumat, 10 Mei 2013

tugas minggu ke 3 teori organisasi umum 2



Pendapatan Nasional

PENGERTIAN
Pendapatan nasional adalah jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.
Konsep Pendapatan Nasional
  • Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
  • Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri
  • Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.

NNP = GNP – Penyusutan

  • Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
  • Pendapatan Perseorangan (PI) Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )
  • Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable incomeini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.



DI = PI – Pajak langsung
 Tujuan mempelajari pendapatan nasional
  1. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara
  2. Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahun
  3. Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang berjangka.

  • Manfaat mempelajari pendapatan nasional
  1. Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara
  2. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar propinsi
  3. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara
  4. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
  • Perhitungan Pendapatan Nasional
  1. Metode Produksi
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]
2. Metode Pendapatan
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang diterima oleh pemilik factor produksi adalam suatu negara selama satu periode.
Y = r + w + i + p
3. Metode Pengeluaran
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi (RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun.
Y = C + I + G + (X – M)





CONTOH SOAL
Cara Pengeluaran ( y = c + i + g + x - m)
Contoh :
Suatu negara mempunyai pendapatan nasional sebagai berikut:
Konsumsi masyarakat Rp. 80.000.000
pendapatan laba usaha Rp. 40.000.000
pengeluaran negara Rp. 250.000.000
pendapatan sewa Rp. 25.000.000
Pengeluaran Investasi Rp. 75.000.000
Ekspor Rp. 50.000.000
Impor Rp. 35.000.000

dari data diatas hitunglah pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran ...
Jawab:
Rumus pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran :
Y = C + I + G + (X - M)
Y = 80.000.000 + 75.000.000 + 250.000.000 + (50.000.000 - 35.000.000)
Y = 405.000.000 + 15.000.000
Y = 420.000.000

Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
C = Pengeluaran konsumsi  Rumah Tangga Konsumen (RTK)
I  = Pengeluaran Investasi Rumah Tangga Produsen (RTP)
G = Pengeluaran pemerintah dari Rumah Tangga Pemerintah (RTG)
X = Ekspor
M = Impor

Jadi, jumlah pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran adalah Rp. 420.000.000,-
SUMBER :