Penalaran
Induktif
Pengertian
Penalaran yang bertolak dari
penyataan-pernyataan yang khusus dan
menghasilkan simpulan yang umum.
Penalaran induktif terbagi
menjadi beberapa, yaitu:
1. Generalisasi :
Proses
penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu
untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum
Contoh:
Kucing bisa merasa lapar
Ikan bisa merasa lapar
Jadi, semua hewan bisa merasa
lapar
2. Analogi :
Cara
penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang
sama.
contoh :
Niko sifatnya sangat ramah
Niko adalah keturunan sunda
Lia adalah keturunan sunda
Jadi Lia sifatnya sangat ramah
3. Hubungan kausal :
penalaran yang diperoleh dari
gejala-gejala yang saling berhubungan.
Macam hubungan kausal :
Macam hubungan kausal :
1. Sebab- akibat >> Ibu Lina lupa mematikan kompor
mengakibatkan kebakaran.
2. Akibat – Sebab >>Ali
dimarahi oleh ayahnya karena lupa mengunci pintu.
3. Akibat
– Akibat >> Suzy melihat jalanan terendam air. Sehingga Suzy
beranggapan rumahnya kebanjiran.
4. Hipotesa dan teori :
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban
sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus
dibuktikan kebenarannya.Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara
terhadap masalah yang kan diteliti.Hipotesis menjadi teruji apabila semua
gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya
pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan/
menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen.
Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.
Pernyataan
hubungan antara variabel, sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, merupakan
hanya merupakan dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada
hubungan yang telah dijelaskan dalam kerangka teori yang digunakan untuk
menjelaskan masalah penelitian. Sebab, teori yang tepat akan menghasilkan
hipotesis yang tepat untuk digunakan sebagai jawaban sementara atas masalah
yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif
peneliti menguji suatu teori. Untuk meguji teori tersebut, peneliti menguji
hipotesis yang diturunkan dari teori.
Agar teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat diamati dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan ke dalam bentuk yang nyata yang dapat diamati dan diukur. Cara yang umum digunakan ialah melalui proses operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu teori menjadi tingkat yang lebih konkret yang menunjuk fenomena empiris atau ke dalam bentuk proposisi yang dapat diamati atau dapat diukur. Proposisi yang dapat diukur atau diamati adalah proposisi yang menyatakan hubungan antar-variabel. Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai hipotesis
Sumber: