PENALARAN
PENGERTIAN
Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian
A. Proposisi
Proposisi adalah ekspresi verbal dari
putusan yang berisi pengakuan atau pengingkaran suatu (predikat) terhadap
sesuatu yang lain (subyek) yang dapat dinilai benar atau salah. Dengan kata
lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat
atau term-term yang membentuk kalimat.
B. INFERENSI DAN IMPLIKASI
Inferensi
--> Inferre (Latin) --> menarik kesimpulan. Inferensi adalah kesimpulan yang
diturunkan dari apa yang ada atau dari fakta – fakta yang ada. Implikasi --> Implicare (Latin) --> melihat
/ merangkum Implikasi juga dapat diartikan sesuatu yang dianggap ada karena
sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri
C. WUJUD EVIDENSI
Pada hakikatnya evidensi adalah
semua yang ada semua kesaksian,semua informasi,atau autoritas yang dihubungkan
untuk membuktikan suatu kebenaran, fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak
boleh dicampur adukan dengan apa yang di kenal sebagai pernyataan atau
penegasan. Dalam wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau
informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adlah bahan keterangan
yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.
Cara menguji data
:
Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi. Di bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan untuk pengujian tersebut.
1.Observasi
2.Kesaksian
3.Autoritas
Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi. Di bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan untuk pengujian tersebut.
1.Observasi
2.Kesaksian
3.Autoritas
Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta,maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1.Konsistensi
2.Koherensi
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta,maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1.Konsistensi
2.Koherensi
Cara menguji autoritas
Untuk
menilai suatu autoritas, penulis dapat memilih beberapa pokok berikut :
1.Tidak Mengandung Prasangka :
pendapat itu disusun berdasarkan pada hasil-hasil
eksperimental yang dilakukannya. Pengertian
tidak mengandung prasangka juga mencakup hal lain, yaitu bahwa autoritas
tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data-data eksperimentalnya. Bila
faktor-faktor itu tidak mempengaruhi autoritas itu, maka pendapatnya dapat
dianggap sebagai pendapat yang obyektif.
2.Pengalaman dan Pendidikan
Autoritas :
Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal dan
harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan-kegiatan sebagai seorang ahli
yang diperoleh melalui pendidikannya tadi. Pengalaman yang diperoleh autoritas
dengan penelitian yang dilakukannya dan mempresentasikan hasil-hasil penelitian
juga pendapatnya, akan lebih memperkokoh kedudukannya, dengan catatan bahwa syarat
pertama diatas harus diperhatikan
3.Kemashuran dan Prestise :
Meneliti
apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas itu hanya
sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi dibidang lain.
Sering terjadi bahwa seseorang yang menjadi terkenal karena prestise tertentu,
dianggap berwenang pula dalam segala bidang. Selama apa yang dikatakannya hanya
merupakan pendapat, maka tidak menjadi masalah. Tapi sangat menyedihkan bila
pendapatnya itu dikutip dan diperlakukan sebagai suatu autoritas, tanpa
mengadakan penelitian sampai dimana kebenaran pendapat itu dan dasar-dasar mana
yang dipakai dan diandalkan untuk menyusun pendapat itu.
4.Koherensi dengan Kemajuan:
Pendapat yang
diberikan autoritas itu sejalan dengan perkembangan dan kemajuan jaman, atau
koheren dengan pendapat atau sikap terakhir dalam bidang itu. Untuk
memperlihatkan bahwa penulis sungguh-sungguh siap dengan persoalan yang tengah
diargumentasikan, maka sebaiknya seluruh argumentasi itu jangan didasarkan
hanya pada satu autoritas. Dengan bersandar pada satu autoritas saja, maka hal
itu memperlihatkan bahwa penulis kurang menyiapkan diri.
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar